Halaman

“Kami adalah The Voice of Truth — berdiri atas kebenaran Kristus

Bermakna bahwa setiap suara, ajaran, dan langkah kami berpijak hanya pada kebenaran yang berasal dari Kristus, bukan dari pendapat manusia.

Kebenaran yang Ditanam di Awal Penciptaan

Sejak di taman Eden, Tuhan tidak hanya menciptakan manusia untuk hidup, tetapi juga untuk mengenal; sebab di antara pohon kehidupan dan pohon pengetahuan, Ia meletakkan pilihan moral yang melahirkan kesadaran akan kebenaran

Kebenaran tidak pernah gugur bersama manusia, sebab Tuhan tetap berdiri sebagai sumbernya

Kejatuhan manusia tidak menghapus terang kebenaran, karena kebenaran tidak bergantung pada makhluk, tetapi pada Sang Pencipta yang tidak berubah

Ketika nubuat menjadi wujud, maka iman berjumpa dengan bukti; dan dalam pribadi Kristus, bukti itu berbicara melalui kasih dan kebenaran

Menggambarkan bahwa penggenapan nubuatan adalah jembatan antara iman dan realitas yang hidup dalam Kristus.

Konsistensi Tuhan menjemput umat-Nya adalah cermin dari natur Ilahi yang tak berubah; seperti kebenaran, Ia tidak goyah oleh zaman

Filsafat ini menegaskan bahwa ketetapan Tuhan dan kebenaran adalah satu sifat yang sama, kekal dan tidak berubah

Rabu, 10 Desember 2025

BAGIAN I DASAR KEFILSAAFAN: TUHAN SEBAGAI SANG KEBERADAAN

SEBELUM TUHAN ADA: EKSISTENSI SANG KEBERADAAN

1.1. Tuhan: Sebutan yang Muncul di Dalam Relasi, Bukan Hakikat Kekal

Ketika kita membaca Alkitab tanpa kacamata teologi tradisional, ada satu fakta penting yang segera muncul:

Alkitab tidak memulai kisahnya dengan kata “Tuhan” sebagai nama hakikat, tetapi sebagai sebutan relasional.


“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
— Kejadian 1:1

Kata Elohim di sini bukan nama pribadi, dan bukan pula penjelasan ontologis tentang “siapa” Allah. Kata ini adalah istilah umum untuk “Yang Mahakuasa / Pengatur / Sumber segala sesuatu.”

Yang menarik adalah:

Gelarnya sebagai “Tuhan” (YHWH / Adonai) baru muncul dalam relasi dengan manusia.

“Ketika itulah YHWH Elohim membentuk manusia…”
— Kejadian 2:7


Di sini ada perubahan. Sebelum manusia ada, teks memakai Elohim. Setelah manusia hadir, teks memakai YHWH Elohim.

Ini menunjukkan bahwa:
“Tuhan” bukan identitas asli-Nya, melainkan sebutan manusia terhadap-Nya ketika Ia berelasi dengan ciptaan.

Dengan kata lain:
  • Sebelum ada ciptaan → Dia adalah Keberadaan itu sendiri.
  • Setelah ada ciptaan → Dia disebut Tuhan dalam relasi.
  • Ini bukan teori, tetapi fakta tekstual dari Kitab Suci.


1.2. Pertanyaan Radikal: Sebelum Disebut Tuhan, Siapakah Dia?

Ini adalah pertanyaan filsafat-ontologis yang paling mendasar.

Jika gelar “Tuhan” muncul setelah manusia ada, maka:

Sebelum manusia ada, siapakah Dia?

Jawaban Alkitab tidak menggunakan kategori “pribadi”, “hakikat”, atau “natur”—semua itu istilah filsafat manusia, bukan istilah Alkitab.

Alkitab menjawab pertanyaan ini bukan dengan teori metafisika, melainkan dengan pernyataan langsung dari diri-Nya sendiri.



1.3. Pernyataan Allah tentang Diri-Nya: “AKU ADALAH AKU”

Ketika Musa bertanya siapa nama-Nya, Allah tidak menjawab dengan gelar teologis.

Ia tidak berkata:

“Aku adalah tiga pribadi.”

“Aku adalah pribadi pertama.”

“Aku adalah Tritunggal.”

“Aku adalah hipostasis.”

“Aku adalah substansi.”


Tidak. Ia berkata:

“Ehyeh Asher Ehyeh.”

“AKU ADALAH AKU.”

— Keluaran 3:14

Inilah deklarasi paling radikal tentang keberadaan Allah.

Deklarasi ini tidak menunjuk pada apa Dia atau bagaimana Dia, tetapi pada fakta keberadaan-Nya itu sendiri.


Makna pernyataan ini:
  • Ia tidak bergantung kepada apapun.
  • Ia tidak berasal dari apapun.
  • Ia tidak ditentukan oleh kategori apapun.
  • Ia adalah Keberadaan Mutlak.
  • Ia adalah Ada yang mengada dari diri-Nya sendiri.

Dengan kata lain:

Dia bukan “menjadi”—Dia “Ada”.



1.4. Alfa dan Omega: Eksistensi Murni yang Tidak Terikat Waktu


Kitab Wahyu menegaskan hal yang sama:

“Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”

— Wahyu 1:8


Perhatikan struktur kalimatnya:

  • Yang ada → eksistensi saat ini
  • Yang sudah ada → eksistensi sebelum segala sesuatu
  • Yang akan datang → eksistensi yang melampaui masa depan
  • Ini bukan urutan waktu.
  • Ini adalah pernyataan eksistensial.

Ayat lain menegaskan hal yang sama:

“AKU ADA, dan Aku telah ada, dan Aku akan tetap ada.”

— Wahyu 4:8 (parafrase literal teks Yunani)


Ini adalah pola yang konsisten:

Eksistensi-Nya bukan bagian dari sejarah; sejarah adalah bagian dari eksistensi-Nya.



1.5. Allah Sebelum Segala Sesuatu: Data Biblika

Kitab Suci memberikan banyak kesaksian bahwa sebelum dunia ada, Ia sudah “ada”—tanpa “menjadi”.

Berikut daftar ayat-ayat dasar:

Mazmur 90:2:

“Dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”



Amsal 8:22–23:

Hikmat Allah berkata—sebagai ekspresi Firman-Nya—

“TUHAN sudah ada sebelum segala yang dijadikan-Nya, dari kekal aku telah disediakan.”



Yohanes 1:1:

“Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

→ Eksistensi yang tidak bermula.



Yudas 1:25:

“Allah... satu-satunya Allah yang telah ada sebelum segala abad.”


Semua ayat ini mengarah pada fakta yang sama:
  • Sebelum apa pun ada, Ia Ada.
  • Bukan “Tuhan”—sebab belum ada yang menyembah.
  • Bukan “Pencipta”—sebab belum ada ciptaan.
  • Bukan “Bapa”—sebab belum ada Anak atau manusia untuk menerima penyataan-Nya.
  • Bukan “Penguasa”—sebab belum ada alam untuk diatur.

Ia hanya satu hal:

Keberadaan itu sendiri.




1.6. Mengapa Kita Tidak Boleh Memulai dari “Tuhan” Tetapi dari “Keberadaan”

Jika kita memulai dengan kata “Tuhan”, kita langsung masuk ke dalam:

  • konsep pribadi,
  • konsep relasional,
  • konsep kuasa,
  • konsep moral,
  • konsep keagamaan,
  • yang semuanya adalah kategori manusia.

Tetapi jika kita memulai dengan Keberadaan, kita memulai dari:
  • hakikat ontologis,
  • eksistensi murni,
  • sumber segala ada,
  • realitas sebelum penciptaan,
  • wujud yang mendahului semua kategori.

Inilah cara Alkitab menyingkapkan diri Allah:
  • Eksistensi (Ada) → “AKU ADALAH AKU”
  • Pencipta → “Pada mulanya Elohim menciptakan…”
  • Tuhan → YHWH Allah berelasi dengan manusia
  • Imanensi → Firman menjadi daging
  • Penyertaan → Roh Kudus diam dalam orang percaya

Struktur ini bukan doktrin.

Ini adalah alur wahyu dalam Alkitab sendiri.



1.7. Dari Eksistensi ke Penyataan: Mengapa Ia Disebut YHWH

Nama YHWH yang diberikan kepada Musa bukan identitas baru.

YHWH adalah penyataan mode keberadaan ketika Ia memasuki sejarah manusia.


Karena itu Ia berkata:

“Inilah nama-Ku untuk selama-lamanya,
inilah sebutan-Ku turun-temurun.”

— Keluaran 3:15


Nama ini adalah jembatan:

antara keberadaan kekal-Nya,

dengan pengalaman manusia dalam sejarah.

Namun nama ini bukan “awal” dari Allah.

Ia sudah Ada sebelum nama itu muncul.


Ini menegaskan:

Nama adalah penyataan, bukan hakikat.

Hakikat-Nya adalah Keberadaan itu sendiri.



1.8. Tidak Ada Doktrin Pribadi atau Natur Sebelum Ada Ciptaan

Tidak ada satu ayat pun yang menyatakan:

bahwa Allah memiliki tiga pribadi sebelum dunia dijadikan,

bahwa Ia terbagi dalam tiga hipostasis,

bahwa Ia memiliki dua natur dalam diri-Nya.

Semua itu adalah konsep teologi hasil perumusan manusia.


Alkitab hanya menyatakan satu hal:

Ia Ada.

Dan keberadaan-Nya satu, tunggal, tidak terbagi.



1.9. Kesimpulan Bab 1

Sebelum ada dunia, sebelum ada manusia, sebelum Ia disebut Tuhan, Alkitab menyatakan:
  • Ia adalah Keberadaan Mutlak.
          (Keluaran 3:14)

  • Ia adalah Alfa dan Omega—bukan dalam waktu, tetapi dalam eksistensi.
          (Wahyu 1:8)

  • Ia Ada sebelum segala sesuatu tetapi tidak berasal dari apa pun.
         (Mazmur 90:2)

  • Ia baru disebut Tuhan setelah manusia mengenal-Nya sebagai Tuhan.
          (Kejadian 2:7)

  • Keberadaan mendahului penyataan.
  • Penyataan mendahului gelar.
         (Keluaran 3:15)


Dengan demikian:

Sebelum Tuhan Ada, Ada Sang Keberadaan.

Dialah fondasi sejarah, sumber realitas, dan inti dari segala eksistensi.

Bab ini membuka dasar pemikiran:

Bahwa untuk mengenal Allah, kita harus kembali bukan kepada doktrin, bukan kepada tradisi, tetapi kepada realitas keberadaan-Nya yang dinyatakan dalam Alkitab.


Heleluyah, Bapa Yesus memberkati kita semua.
—Ps. Christian Moses

Selasa, 09 Desember 2025

πŸ’°PERSEPULUHAN πŸ‘‰ ALKITABIAH TAPI TIDAK INJILI [PARTISI 2πŸ‘‰A2]πŸ“•

 


A.2. DI DALAM PERJANJIAN BARU

Kalau umat Israel mempunyai Imam Besar yang bertugas di dalam Kemah Suci sesuai aturan Taurat, maka gereja justru harus “bertugas” sesuai dengan aturan Imam Besar sepanjang masa, Yesus Kristus. Ia adalah “the Great Founding Father of the Church” yang menciptakan gereja dan sebagai satu-satunya Kepala Gereja yang abadi yang mengutus gereja ke dalam dunia untuk misi penyelamatan. Yesus Kristus adalah dasar yang teguh, yang di atas-Nya gereja berdiri, bertumbuh, berkembang dan melayani. Perhatikan kutipan referensi ayat-ayatnya :

πŸ‘‰“Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya”.– Matius 16:18 –

πŸ‘‰“...Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.” – Ibrani 10:20-21 –

πŸ‘‰Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

πŸ‘‰Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." – Matius 28:18-20 –

πŸ‘‰Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. – I Korintus 3:11 –

πŸ‘‰ Yesus tidak melayani di dalam gereja tetapi gerejalah yang harus melayani sesuai perintah dan di dalam Yesus Kristus. Yesus tidak diutus untuk gereja tetapi gerejalah yang di utus oleh-Nya dan untuk kemuliaan nama-Nya.

πŸ‘‰Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. – Lukas 10:3 –

πŸ‘‰Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! – Roma 11:36 –

πŸ‘‰Yesus tidak “lahir” atau datang dari suku Lewi, tetapi dari suku Yehuda. Ia tidak dilantik dan diteguhkan sebagai Imam Besar berdasarkan Hukum Taurat sehingga harus taat terhadapnya tetapi Ia sendiri adalah satu-satunya sumber dari segala “sumber hukum” yang tertinggi.

πŸ‘‰Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorang pun yang pernah melayani di mezbah.

πŸ‘‰Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apa pun tentang imam-imam.

πŸ‘‰Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek, yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.

πŸ‘‰Sebab tentang Dia diberi kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."

πŸ‘‰Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna. – Ibrani 7:13-18 –

Yesus tidak datang untuk melakukan upacara pendamaian setahun sekali bagi pengampunan dosa bangsa Israel dengan cara menyembelih binatang untuk dipersembahkan sebagai korban penghapus dosa sesuai aturan Taurat, tetapi Ia sendirilah yang telah menjadi korban penebus dosa dan pendamaian bagi seluruh umat manusia yang percaya pada-Nya dengan Allah, Bapa di sorga, sekali untuk selama-lamanya. Anda boleh bandingkan kutipan referensi ayat berikut :

πŸ‘‰Sekali setahun haruslah Harun mengadakan pendamaian di atas tanduk-tanduknya; dengan darah korban penghapus dosa pembawa pendamaian haruslah ia sekali setahun mengadakan pendamaian bagi mezbah itu di antara kamu turun-temurun; itulah barang maha kudus bagi TUHAN." – Keluaran 30:10 –

πŸ‘‰Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia memper-sembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.

Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya. – Ibrani 7:26-28 –

Yesus tidak menerima jaminan kehidupan jasmani dari sebelas bahkan kedua-belas suku bangsa Israel sebagai imbalan ataupun upah karena jabatan Imam Besar-Nya atau karena pelayanan-Nya tetapi justru Dia-lah yang menjadi jaminan yang paling aman dan terpercaya sampai kita memperoleh seluruh janji-janji Bapa, baik secara rohani maupun jasmani.

πŸ‘‰Demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat. – Ibrani 7:22 –

πŸ‘‰Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.

πŸ‘‰Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita. – 2 Korintus 1:20-22 –

πŸ‘‰“… dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." – Yohanes 14:13-14 –

Dalam Perjanjian Lama, untuk melaksanakan tugas pelayanan dalam Kemah Suci, Allah memisahkan Lewi dari dua belas suku Israel dan menyuruh Musa untuk melantik Harun dan anak-anaknya sebagai Imam Besar dan Imam-imam serta para Lewi lainnya sebagai pendampingnya (baca kembali Bilangan 18 dan Ulangan 18:1-8). Sedangkan dalam Perjanjian Baru, setelah melaksanakan misi penebusan dan penyelamatan umat manusia dengan mengorbankan diriNya sendiri, Yesus jualah yang menentukan, memanggil keluar, memilih dan membenarkan orang-orang berdosa untuk diselamatkan sesuai kerelaan kehendakNya dan juga secara khusus menetapkan jawatan pelayanan bagi pembangunan tubuh-Nya yaitu gereja (Efesus 4:11).

πŸ‘‰Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. – Markus 3:13 –

Yesuslah yang memberi kuasa – kemampuan (daya) dan otoritas (kuasa kendali) – untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pertumbuhan dan perkembangan gereja, juga tidak pernah berhenti mencurahkan berkat-berkat jasmani- rohani bagi gerejaNya walaupun dalam keadaan yang paling sulit, seperti ketika masa pelayanan para Rasul dimana gereja mula-mula mengalami aniaya yang luar biasa.

Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.– Lukas 10:19 –

πŸ‘‰Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.– Yohanes 10:10 –

πŸ‘‰Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

πŸ‘‰Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

πŸ‘‰Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."

πŸ‘‰Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuh-kan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati.

– 2 Korintus 8:9; 9:8-11 –


berrsambung ... PARTISI 2 πŸ‘‰B. RUMAH PERBENDAHARAAN PERJANJIAN BARU

SANGGAHAN TEOLOGIS TERHADAP DOKTRIN “ALLAH TRINITAS” [Bag. 8]

 

ALKITAB BUKTIKAN YESUS KRISTUS itulah  YHWH

SATU-SATUNYA SANGGAHAN TEOLOGIA TERHADAP KETUHANAN YESUS ADALAH YESUS TIDAK PERNAH MENGATAKAN BAHWA “AKU ADALAH ALLAH, SEMBAHLAH AKU”

Yesus telah berulang kali di depan murid-muridNya dan di hadapan banyak orang menyatakan diri-Nya sebagai TUHAN, Allah. Ia tidak membiarkan pilihan-pilihan lain terbuka bagi manusia. Maka karena itu pernyataanNya haruslah salah atau benar. Sebab itu kita harus mempertimbangkan secara sungguh-sungguh. Pertanyaan Yesus kepada murid-muridNya, “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” (Matius 16:15), mempunyai beberapa alternatif.

Pertama-tama, marilah kita mempertimbangkan kemungkinan bahwa pernyataanNya sebagai TUHAN Allah itu SALAH. Kalau pernyataan itu SALAH, maka kita hanya mempunyai dua alternatif saja. Entah Yesus tahu bahwa pernyataan itu salah, atau Dia tidak mengetahuinya.

Kalau, pada waktu Yesus menyatakan pernyataan2Nya mengenai diriNya Dia tahu bahwa Dia bukan TUHAN Allah, maka itu berarti bahwa Dia BERDUSTA dan dengan SENGAJA MENIPU pengikut-pengikutNya. Tetapi jika Dia seorang PEMBOHONG maka Dia pun juga seorang MUNAFIK karena Dia mengajarkan orang lain untuk bersikap jujur, apa pun juga akibatnya, sementara Dia sendiri mengajajarkan dan menjalankan hidupNya sebagai suatu KEBOHONGAN besar. Kalau Dia tidak bisa menopang pernyataan-pernyataanNya ini, dan Dia mengetahui hal itu, maka jelas sekali bahwa Dia adalah seorang yang luar biasa JAHAT. Yang terakhir, pastilah Dia juga seorang yang SANGAT TOLOL karena justru dengan pernyataan-pernyataanNya sendiri bahwa Dia adalah TUHAN Allah (YHWH Elohim) yang menyebabkan penyalibanNya.

Dengan demikian, secara logis kita terpaksa menyimpulkan bahwa Yesus dengan sadar adalah seorang PEMBOHONG. Namun demikian pandangan ini mengenai Yesus tidak cocok dengan apa yang kita tahu baik tentang diriNya, maupun tentang hasil-hasil dari kehidupan dan ajaaran-ajaranNya. Dimanapun juga Yesus diberitakan, ternyata kehidupan manusia telah berubah menjadi baik. Ada bangsa-bangsa yang sudah berubah menjadi lebih baik. Ada pencuri-pencuri yang telah diubah menjadi orang-orang jujur. Orang-orang pendengki menjadi saluran kasih. Dan mereka yang tidak adil menjadi orang yang adil.

🧏‍♂️Jika sama sekali tidak masuk akal memikikirkan Yesus sebagai seorang pembohong, lalu mungkinkah Yesus sendiri keliru dalam hal mengira bahwa diriNya adalah TUHAN Allah (YHWH Elohim)? Bagaimanapun juga, adalah mungkin bagi seorang untuk bersifat tulus namun toh keliru. Tetapi kita harus ingat bahwa jika, seseorang menganggap dirinya TUHAN Allah (YHWH Elohim), khususnya dalam suatu kebudayaan monotheistis yang amat kuat, dan kemudian mengatakan kepada orang lain bahwa masa depan mereka yang kekal tergantung kepada kepercayaan mereka kepadaNya, maka orang tersebut bukanlah sekedar mengalami suatu khayalan yang sedikit menyimpang, melainkan pemikirannya adalah pemikiran seorang gila dalam artian yang sesungguhnya. Apakah Yesus Kristus adalah orang yang demikian❓πŸ™„

Kita tidak menemukan tanda-tanda ketidaknormalan dan ketidakwarasan yang biasanya kelihatan pada orang yang gila. Sikap tenangNya dan tingkah-lakuNya yang meyakinkan itu tentu akan amat mengherankan seandainya Dia memang gila.

Telah cukup banyak bukti baik historis maupun teologis diberikan namun orang2 di luar sana tetap menolak mengakui ketuhanan Yesus. Mereka melakukan hal ini bukan karena tidak adanya bukti namun hanya karena mereka tidak mau percaya pada bukti2 tersebut.

Rasul Yohanes menegaskan dalam tulisan tangannya, “semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” [Yohanes 20:31]

YESUS KRISTUS TELAH SEDEMIKIAN MEMBUKA DIRINYA UNTUK DIIDENTIFIKASI OLEH SIAPA PUN UNTUK MEMBUKTIKAN BAHWA DIA ADALAH ALLAH TANPA HARUS MENGAKUI DENGAN MULUTNYA SENDIRI.


Yesus sendiri berkata tentang diri-Nya :

πŸ‘‰"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." [Wahyu 1:8]

πŸ‘‰"Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir." [Wahyu 21:6]

πŸ‘‰"Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir." [Wahyu 2:8]

πŸ‘‰"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup." [Wahyu 1:17]

πŸ‘‰"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

πŸ‘‰Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." [Wahyu 22:12-13]

πŸ‘‰“Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" [Markus 2:10]

πŸ‘‰Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:

πŸ‘‰"Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. SIAPA YANG DAPAT MENGAMPUNI DOSA SELAIN DARI PADA THEOS SENDIRI?" [Markus 2:6-7]

πŸ‘‰Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."

πŸ‘‰"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

πŸ‘‰Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."

πŸ‘‰"Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa."

πŸ‘‰"Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku."

πŸ‘‰Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."

πŸ‘‰Yesus Kristus berkata, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."

πŸ‘‰Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian MENYATAKAN diri-Nya  Theos.

πŸ‘‰Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak MENGHIDUPKAN BARANGSIAPA YANG DIKEHENDAKI-Nya.

πŸ‘‰Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan TELAH MENYERAHKAN PENGHAKIMAN itu seluruhnya kepada Anak, supaya SEMUA ORANG MENGHORMATI Anak SAMA SEPERTI mereka menghormati Bapa.

πŸ‘‰Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan MENDENGAR SUARA Anak Allah, dan MEREKA YANG MENDENGARNYA, AKAN HIDUP.

πŸ‘‰Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk MENGHAKIMI, karena Ia adalah Anak Manusia.

πŸ‘‰Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya.

πŸ‘‰Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

πŸ‘‰Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia TIDAK AKAN DIHUKUM; barangsiapa tidak percaya, ia TELAH BERADA DI BAWAH HUKUMAN, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

πŸ‘‰Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.

πŸ‘‰Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."

πŸ‘‰Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

πŸ‘‰Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia

πŸ‘‰Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

πŸ‘‰Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

πŸ‘‰Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku KELUAR DAN DATANG DARI Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

πŸ‘‰Aku dan Bapa adalah satu."

πŸ‘‰Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.

πŸ‘‰Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?"

πŸ‘‰Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, MENYAMAKAN DIRI-Mu dengan Allah."

πŸ‘‰Oleh sebab itu, ya Bapa, PERMULIAKANLAH Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.

Inilah buktinya Yesus "MENUNTUT" utk DIPERMULIAKAN, DIHORMATI dan Yesus tidak pernah menolak ketika pengikut-Nya SUJUD MENYEMBAH DIA.

πŸ‘‰ Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; PERMULIAKANLAH Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. [Yoh. 17:1]

πŸ‘‰ Oleh sebab itu, ya Bapa, PERMULIAKANLAH Aku pada-Mu sendiri dengan KEMULIAAN yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. [Yoh. 17:5]

πŸ‘‰ supaya semua orang MENGHORMATI Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak MENGHORMATI Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. [Yoh. 5:23]

πŸ‘‰ Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu SUJUD MENYEMBAH Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku. [Yoh. 8:1-2]

πŸ‘‰ Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!" Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia SUJUD MENYEMBAH-Nya. [Yoh. 9:37-38]

πŸ‘‰ Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu MENYEMBAH Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." [Mat. 9:18]

πŸ‘‰ Dan orang-orang yang ada di perahu MENYEMBAH Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." [Mat. 14:33]

πŸ‘‰ Tetapi perempuan itu mendekat dan MENYEMBAH Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." [Mat. 15:25]

πŸ‘‰ berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia DIPERMULIAKAN dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan MEMPERMULIAKAN Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan MEMPERMULIAKAN Dia dengan segera. [Yoh. 13:32]

πŸ‘‰ Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia DIMULIAKAN. [Yoh. 12:23]

Akhirnya, para Rasul mengatakan :

πŸ‘‰"Dan KESELAMATAN TIDAK ADA DI DALAM SIAPA PUN juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini TIDAK ADA NAMA LAIN YANG DIBERIKAN KEPADA MANUSIA YANG OLEHNYA KITA DAPAT DISELAMATKAN." [Kisah Para Rasul 4:12]

πŸ‘‰Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."

πŸ‘‰Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. [Yohanes 1:15-16]

πŸ‘‰Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

πŸ‘‰Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

πŸ‘‰Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

πŸ‘‰supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! [Filipi 2:5-11]

πŸ‘‰Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. [Wahyu 1:17-18]


BEBERAPA BUKTI ALKITABIAH

1. BAPA MEMPERMULIAKAN YESUS

πŸ“Catatan Allkitab :

πŸ‘‰17:1 Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; PERMULIAKANLAH Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.

πŸ‘‰17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, PERMULIAKANLAH Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. [Yohanes]


2. ROH KUDUS .....MEMULIAKAN YESUS

πŸ“Catatan Alkitab :

πŸ‘‰16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

πŸ‘‰16:14 Ia akan MEMULIAKAN Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.


berrsambung ... πŸ‘‰ALKITAB MENGIDENTIFIKASI KE-ALLAH-AN YESUS

πŸ’‍♂️fides quaerens intellectum🧏‍♂️


🀝Salam Hyper Grace dalam Bapa Yesus...πŸ’

Sabtu, 06 Desember 2025

πŸ“•KEBENARAN BERMUKA DUA & BERSIFAT DUAπŸ™„

 


KEBENARAN BERMUKA DUA :

RELATIF DAN ABSOLUT


            Klaim bahwa kebenaran bersifat relatif dapat dipahami dalam dua cara. Apakah kebenaran bersifat relatif dibandingkan ruang dan waktu [itu benar pada saat itu, tetapi sekarang tidak], atau relatif dibandingkan orang [benar bagi Anda, tetapi tidak bagi saya]. Pada sisi berhadapan, berdiri kebenaran absolut; yang juga menyiratkan dua hal yakni, pertama, bahwa apa yang benar pada suatu waktu dan di suatu tempat akan tetap benar sepanjang waktu dan di semua tempat. Kedua, bahwa apa yang benar bagi satu orang akan tetap benar juga bagi setiap orang lainnya. Kebenaran absolut bersifat konstan, tidak berubah; kebenaran relatif bersifat temporer, berubah dari waktu ke waktu dan dari orang ke orang.

            Penganut relativisme membuat pernyataan, “Buku teologia berada di sebelah kanan kamus populer,” relatif karena tergantung dari sisi meja mana Anda berdiri. Tempat selalu relatif tergantung sudut pandang atau posisi Anda terhadap obyek yang diamati, kata mereka. Tetapi kebenaran juga bisa terikat waktu. Pada suatu waktu, sepenuhnya benar untuk berkata, “Soeharto adalah Presiden,” tetapi seseorang tidak bisa berkata seperti itu lagi sekarang. Hal itu benar pada suatu waktu, tetapi tidak benar lagi pada waktu sekarang. Kebenaran pernyataan semacam itu tergantung pada waktu di mana pernyataan itu diucapkan tanpa dapat dibatalkan.

            Hal yang sama juga dinyatakan oleh penganut relativisme bahwa kebenaran itu tergantung pada orang yang membuat pernyataan. Bila orang Kristen berkata, “Kamu adalah allah” [Yohanes 10:34], itu berarti bahwa kita memiliki gambar Allah dan adalah wakil-wakil-Nya. Jika penganut Mormon mengatakan itu, ia membicarakan tentang harapannya untuk menjadi allah di bumi ini. Jika seorang penganut Panteisme mengatakan hal tersebut maka itu berarti manusia adalah allah. Kebenaran tergantung pada orang yang membuat pernyataan itu dan makna yang ia maksudkan. Selain itu, “saya merasa sedih” hanya benar bagi saya tetapi tidak berlaku untuk setiap orang yang disekitar saya, apalagi bagi orang-orang lain di seluruh dunia. Setiap pernyataan hanya benar dalam kaitannya dengan orang yang membuat pernyataan itu.

Banyak orang akan memberitahu Anda bahwa semua kebenaran sungguh-sungguh benar dari cara tertentu dalam memandang sesuatu atau sudut pandangnya. Cerita lama tentang enam orang buta dan gajah sering kali digunakan untuk menggambarkan dan mendukung posisi ini. Seorang buta, karena hanya merasakan belalainya, berpikir bahwa gajah adalah ular. Orang lain yang hanya memegang telinganya, menyimpulkan bahwa gajah adalah kipas. Orang yang meraba tubuhnya berkata bahwa gajah adalah tembok dan, setelah menemukan kaki gajah itu, orang lain berkata bahwa itu adalah pohon. Orang lain yang memegang ekornya menyatakan bahwa itu adalah tali. Akhirnya, orang buta terakhir merasakan gadingnya yang tajam dan mengatakan bahwa itu adalah tombak. Bagi beberapa orang, ini membuktikan bahwa apa yang Anda pikirkan benar hanya merupakan masalah sudut pandang terhadap sesuatu. Namun perlu ditunjukkan bahwa semua orang buta itu salah. Tidak satu pun dari kesimpulan mereka benar, jadi ilustrasi ini tidak berbicara apa pun tentang kebenaran. Sesungguhnya di sana ada kebenaran objektif yang tidak berhasil mereka temukan. Demikian juga, pernyataan, "Semua kebenaran tergantung perspektif," bisa merupakan pernyataan absolut atau tergantung perspektif. Jika pernyataan itu bersifat perspektif, tidak ada alasan untuk berpikir bahwa itu adalah pernyataan yang benar secara absolut – itu hanya masalah perspektif. Pernyataan itu gagal dalam cara apa pun.

Beberapa orang mungkin memberitahu Anda bahwa kita masing-masing menciptakan realitas kita sendiri. Apa yang nyata bagi Anda tidak nyata bagi saya karena mimpi Anda bukan mimpi saya. Sesungguhnya, Anda hanya merasa kehadiran saya dalam mimpi Anda dan tidak tahu apakah saya riil atau tidak. Kebenaran bukan hanya bersifat subyektif, tidak ada realitas absolut yang dikenal. Semua realitas bukan apa-apa selain khayalan yang liar. Sesuatu secara intuitif memberi tahu kita bahwa pandangan ini tidak mungkin benar. Pertama, pernyataan "bukan apa-apa tetapi" menyiratkan pengetahuan "lebih dari." Tetapi bagaimana seseorang bisa memiliki pengetahuan yang melampaui mimpi mereka sendiri? Untuk masalah itu, bagaimana Anda memiliki pengetahuan yang "lebih dari" semua realitas? Seseorang harus mahatahu untuk mengatakan hal ini. Selain itu, apakah ini merupakan pernyataan tentang realitas absolut atau hanya tentang mimpi seseorang. Jika itu sungguh-sungguh adalah pernyataan tentang "semua realitas" dalam pengertian absolut, itu tidak mungkin benar - sebab paling tidak pernyataan ini benar apakah seseorang membayangkan hal itu atau tidak. Tetapi jika itu hanya pernyataan subyektif tentang mimpi seseorang, itu membuat tidak ada klaim yang benar dan bisa dihilangkan. Mungkin tidak akan melukai untuk mengingatkan seseorang semacam itu bahwa ia seharusnya tidak berbicara dalam mimpinya.

Sekarang tentang saat ini penganut relativisme mungkin berkata, “Kamu setuju dengan saya. Kamu mengatakan bahwa kebenaran bersifat relatif tergantung konteksnya.” Itu memiliki hubungan dekat. Kita mengatakan bahwa makna bersifat relatif tergantung konteksnya. Sebab untuk kebenaran, kita mengatakan bahwa sekali konteks dimasukkan ke dalam gambaran, maknanya dipahami dan menjadi jelas bahwa ini adalah kebenaran absolut.

Selain itu, tidak ada penganut relativisme bisa berkata, “Benar secara absolut ini benar bagi saya.” Bila kebenaran hanya bersifat relatif, hal itu hanya bisa benar secara relatif bagi dia. Tetapi tunggu dulu. Itu tidak bisa diklaim dalam pengertian absolut juga – itu hanya bisa benar secara relatif bahwa hal itu relatif benar bagi dia. Apakah klaim bahwa kebenaran itu relatif merupakan klaim yang absolut, yang akan menyalahkan posisi penganut relativisme, atau apakah kesimpulan itu tidak pernah dibuat, karena setiap kali Anda membuatnya Anda harus menambah kata “secara relatif.” Itu hanya merupakan permulaan langkah mundur yang tidak terbatas yang tidak akan pernah sampai pada pernyataan yang riil.

Beberapa orang melihat problem dalam absolutisme. "Bukankah Anda harus memiliki bukti absolut untuk mempercayai kebenaran absolut?" Tidak. Kebenaran bisa bersifat absolut tidak peduli apa alasan kita untuk memercayai hal itu. Kita bahkan mungkin tidak mengenal kebenaran, tetapi itu masih absolut dalam dirinya sendiri. Kebenaran tidak berubah hanya karena kita belajar sesuatu tentang hal itu.

"Bagaimana dengan hal-hal yang di tengah-tengah - seperti apa artinya hangat, atau kapan jenggot yang tidak dicukur menjadi jenggot - bagaimana hal-hal semacam ifu bisa menjadi absolut?" Fakta bahwa hal itu bersifat di tengah-tengah bagi saya merupakan fakta absolut bagi semua orang, bahkan jika hal itu tidak di tengah-tengah bagi mereka. Selain ifu, kondisi itu sendiri, suhu riil dan panjang jenggot tepatnya, merupakan kondisi yang obyektif dan nyata. Kebenaran itu juga tidak berubah.

“Jika kebenaran tidak pernah berubah, tidak akan ada kebenaran baru." Kebenaran baru bisa dipahami dalam dua hal. Itu mungkin berarti "baru bagi kita," seperti penemuan baru dalam ilmu pengetahuan. Tetapi itu hanya masalah kita menemukan kebenaran lama. Kebenaran selalu ada di sana, tetapi kita hanya baru menemukan hal itu. Cara lainnya kita bisa memahami kebenaran baru adalah bahwa sesuatu yang baru muncul di hadapan kita. Absolutisme tidak punya masalah unfuk menangani hal itu juga. Ketika tanggal 1 Januari 2025 datang, kebenaran baru akan dilahirkan karena pada saat ifu akan benar unfuk mengatakan, "Hari ini adalah tanggal 1 Januari 2025." Hal itu tidak akan pernah benar sebelum hari itu. Kebenaran "lama" tidak berubah tetapi kebenaran "baru" bisa muncul.